Rabu, 30 Januari 2008

Signifikansi Teras Tulisan Terhadap Kualitas Teks

Signifikansi Teras Tulisan Terhadap Kualitas Teks [1]

Abstraksi

Hari kelahiran Kartini diperingati setelah dia menulis Habis Gelap Terbitlah Terang. Aspirasinya tentang emansipasi wanita telah menginspirasi jutaan orang. Adolf Hitler menulis Mein Kampf-Perjuanganku, yang berisi keunggulan ras Aria dan menyebar kebencian terhadap Yahudi. Buku dengan oplah 5 juta eksemplar-di Jerman saja ini, mengakibatkan pecahnya perang dunia II dengan korban 16 juta orang. Bahkan 6 juta orang Yahudi di Eropa terbunuh.

Pengaruh tulisan memang dahsyat, bahkan Napoleon Bonaparte pernah berujar; Saya lebih takut pada sebuah pena ketimbang seribu pedang. Tulisan yang energik berpengharuh seperti aliran listrik. Salah satu contohnya adalah buku Siti Nurbaya karangan Marah Rusli pada tahun 1922. Roman ini menginspirasi para gadis untuk menolak kebiasaan dikawinkan oleh orangtuanya senyampang masih muda. Kesemua tulisan tersebut mempunyai intro atau teras tulisan yng menarik sehingga menggugah pembacanya menamatkan bacaannya.

Pendahuluan

Teras sebuah tulisan atau lead atau intro atau pembuka, memegang peranan yang sangat penting bagi keterlangsungan pembacaan sebuah tulisan. Ketika lead sebuah tulisan menarik, maka kemungkinan besar pembacanya akan melanjutkan pembacaan hingga alinea selanjutnya, bahkan hingga tulisan berakhir. Sebaliknya, manakala lead sebuah tulisan tidak menarik, maka kecil kemungkinan bagi pembaca untuk tertarik menamatkan bacaannya.

Hal ini disadari betul oleh para pembuat tulisan, wartawan dan para redaktur. Karenanya, teori tentang bentuk dan jenis lead terbaik senantiasa mengalir dan terus berkembang. Di antara jenis tulisan yang mutlak harus ber-teras menarik adalah tulisan berbentuk berita atau hardnews. Hal ini tak bisa lepas dari makna berita yang didasarkan pada isinya, cara mencarinya bahkan berdasar pilihan bahasanya. Mengacu pada pendapat beberapa ahli, berita dikategorikan sebagai sempat mengutarakan pemahaman mereka tentang berita.[2]

-Dean M Lyle Spencer-dalam bukunya News Writing mengatakan;

Berita adalah suatu kenyataan atau ide yang benar yang dapat menarik perhatian sebagian besar pembaca.

-Dr Willard C Bleyer dalam bukunya : Newspaper Writing and Editing mengungkapkan; Berita adalah sesuatu yang termasa yang dipilih oleh wartawan untuk dimuat dalam surat kabar, yang dapat menarik dan mempunyai makna bagi pembacanya.

-William S Maulsby mengatakan dalam bukunya Getting the News;

Berita adalah suatu penuturan secara benar dan tidak memihak dari fakta-fakta yang penting dan baru terjadi, yang dapat menarik perhatian para pembaca suatu surat kabar.

-Eric C Hepwood, redaktur Cleveland Plain Dealer mengatakan;

-Berita adalah laporan utama dari kejadian yang penting yang dapat menarik perhatian umum.

Dengan berbagai batasan di atas, dapat disimpulkan bahwa suatu kabar tertulis bisa disebutkan sebagai berita manakala menarik perhatian, luar biasa, dan termasa (baru).

Dalam tinjauan teknis jurnalistik, berita dimaknai sebagai laporan tetang fakta atau ide yang termasa, yang dipilih oleh staf redaksi suatu harian untuk disiarkan, yang dapat menarik perhatian pembaca, entah karena ia luar biasa, atau karena pentingnya atau hebatnya dampaknya, atau juga mencakup segi human interest seperti humor, emosi dan ketegangan.[3]

Struktur Berita

Berita dibangun oleh beberapa anatomi. Ada judul berita, ada by line, dateline, lead serta tubuh berita. Di antara bagian-bagian tersebut, tak hanya terjadi saling ketergantungan, melainkan juga saling memaknai dan tidak bisa dipisahkan satu dengan lainnya.[4] Berita tanpa judul tentu akan membingungkan pembacanya karena tidak terdata jenis beritanya dan apa daya tariknya. Pada kasus hardnews, berita tidak disertai byline-baris nama penulisnya, atau tanpa dateline akan membuat lemah kredibilitas penulis dan medianya karena tidak dijelaskan kapan berita tersebut dibuat.

Peran lead atau intro tak kalah pentingnya. Bahkan pada kalimat atau alinea pembuka inilah nasib keterbacaan isi berita digantungkan. Ketika lead-nya menarik, maka pembaca akan meneruskan bacaannya, jika sebaliknya, akan ditinggalkan.

Judul dan intro yang mampu menggugah rasa kepenasaran dan rasa tertarik pembacanya setidaknya harus memenuhi du syarat. Pertama, isinya harus langusng menyentuh kepentingan pembaca. Kedua, kalimatnya jelas, singkat, padat dan memikat.[5]

Akan halnya isi berita, di mana sebelumnya telah terangkum dalam lead, akan memuaskan pembaca yang penasaran karena di kalimat pembuka kurang lengkap sehingga diperlukan detil. Maka di sini-lah lokasi paling tepat untuk memberitakan kejadian penting atau menarik sebagaimana tergambar pada judul dan intro.

Pada kasus berita harian- baca koran, judul atau headlines berfungsi menolong pembaca berita yang umumnya bergegas, untuk cepat mengenal kejadian yang terjadi di sekelilingnya, sesuai isi berita. Judul juga berfungsi menarik orang untuk membacanya, oleh karenanya, sebisa mungkin judul menggambarkan jenis berita.[6]

Contohnya;

  1. Gandhi Restui Sonia Lewat Mimpi

Judul ini menggambarkan berita sosial budaya bahkan politik. Tokoh perdamaian India, Mahatma Gandhi, yang juga kepala pemerintahan di India, diberitakan masuk dalam mimpi Sonia, istri dari cucunya, yang kini memimpin partai yang dulu dipimpin tokoh perdamaian dunia tersebut.

  1. Mendag Versus Menperta Soal Beras

Tak syak lagi, judul yang singkat tapi padat ini adalah berita ekonomi. Diceritakan, Menteri perdagangan Marie Elka Pangestu senantiasa mengeluarkan kebijakan yang mengebiri peran petani. Misalnya lewat impor berasnya di saat petani tengah memasuki masa panen raya. Keadaan makin meruncing kala anak buahnya ramai-ramai berkomentar tentang kelangkaan pangan yang mengancam akibat banyaknya padi puso di musim kemarau. Tentu saja, menteri Pertanian Anton mencak-mencak karena angka ketersediaan pangan yang masuk ke mejanya menunjukkan kebalikannya. Jadilah dua menteri ini bersilat lidah di media.

  1. Ayu Nikahi Siri Vokalis White Lions

Benar, headlines ini adalah berita hiburan. Tokohnya saja sudah banyak dikenal di Indonesia, Ayu Azhari. Ibu lima orang anak itu diberitakan kembali menggandeng bule, bila sebelumnya asal Eropa, kini dari negeri Kangguru. Ayu mengaku sudah menikah secara siri ketika kedapatan berperut buncit oleh wartawan cetak di sebuah vila berbintang lima di Ubud-Bali.

  1. Balita Dijahili Ayah Tiri

Dari judulnya saja sudah jelas, ini adalah berita kriminal. Isinya tentang seorang ayah tiri yang punya kebiasaan tercela, yakni mencabuli anak tirinya yang masih berusia balita.

  1. Enzim Peningkat Pangan, Dari Indonesia untuk Dunia

Hasil penemuan dari penelitian biasanya berjudul demikian. Beritanya tentang enzim hasil temuan putra Indonesia, Saputra, yang mampu meningkatkan hasil pangan menjadi sekian kali lipat dibandingkan racikan barat yang tidak ramah lingkungan dan mengancam penikmatnya.

  1. SBY Head to Head dengan Kalla

Meski hanya terdiri dari enam suku kata, judul tersebut memberitahu pembacanya dengan sangat jelas, ini berita politik dan bahwa terjadi ‘perang’ urat syaraf antara Presiden yang dinilai cenderung peragu dengan wakilnya yang pebisnis ulet. Judul tersebut juga menegaskan perbedaan sosok kedua pejabat negara tersebut sehingga pembaca langsung bisa membedakannya.

  1. Schumi Hengkang dari Lintasan Formula Satu

Ya, ini adalah berita olahraga. Karena kegiatannya yang menjunjung sportifitas, biasanya judul-judul berita olahraga cenderung atraktif dan menggambarkan gerakan atau kegiatan tubuh. Lihat saja kata hengkang, tendang, lempar dan sejenisnya, yang biasa menjuduli berita jenis ini.

Manakala ditinjau dari segi bentuknya, judul dibedakan atas beberapa rupa:[7]:

  1. Tag-line atau Kicker

Berupa judul kecil yang terletak di paling atas berita, berfungsi sebagai pemicu atau pembangkit. Biasanya, yang menjadi daya tarik adalah nama orang terkenal atau kasus yang tengah ramai dibicarakan.

Contohnya: Anak-anak Perempuan Korban Kerusuhan Ambon

  1. Headline atau Judul Utama

Merupakan daya tarik utama sebuah tulisan, umumnya ditulis besar-besar. Contohnya; Fifi Takut Melihat Warna Merah

  1. Subheadline atau Anak Judul

Umumnya merupakan judul pelengkap atau penjelas judul utama, ditulis lebih kecil daripada headline.

Contohnya; Fifi Saksi Pembantaian Ayah-Ibunya

Meramu judul-judul tersebut menjadi kalimat yang memicu dan membangkitkan gairah membaca, diperlukan latihan tersendiri. Namun batasannya bisa dimulai dengan kaidah ini;

  1. Judul sebaiknya mengandung kontradiksi

Contohnya; Ayah masih Punya Kambing, Tetapi Aku yang Dijual

  1. Judul mengandung makna superlatif, misalnya terbesar, terkecil, terkaya, termiskin dan ter lainnya.

Contohnya;

Laporan dari Kongres Anak Sedunia: Wajah Indonesia Paling Penuh Luka

  1. Judul berupa angka yang mengesankan

Contohnya;

17 LSM Mengadukan Pelecehan 17 Gadis di Jember

  1. Judul mengandung seuatu yang baru terjadi atau baru diketahui oleh pembaca, aktual.

Contohnya;

Bukti Terbaru Bahwa Keluarga Cendana masih Diminati;

Artis Reva Lengket dengan Putra Bambang Tri

  1. Judul berupa pelesetan, judul buku, judul film, pameo.

Contohnya;

Ira Ledek Ari Wibowo; Kasian deh lu

Bajaj Pasti Berlalu (plesetan judul film- Badai Pasti Berlalu)

Unsur Berita

Apakah semua fakta merupakan berita? Jawabannya bisa ‘ya’ bisa juga ‘tidak’. Bila argumentasinya diambilkan dari anggapan umum, maka jawabannya ‘ya’. Masyarakat beraggapan bahwa ‘berita’ sama dengan informasi yang berembus dari satu orang kepada orang lain, tanpa mempedulikan fakta yang sesungguhnya.

Karenanya, tanpa ada fakta pun, informasi dikatakan sebagai berita. Akan tetapi, pandangan demikian menafikan suatu kesepakatan dalam komunitas jurnalistik, di mana berita dirupakan sebagai suatu produk (hasil kreatifitas) yang mempunyai tujuan sangat jelas. Misalnya memberi pengetahuan, memberi penyadaran, memberi hiburan dan mengarahkan pendidikan dalam arti luas.

Imbas kedua pola pikir ini, berita dalam pandangan jurnalisme berbeda dengan pandangan awam. Dalam kacamata jurnalistik, berita mengandung konsekuensi tertentu, misalnya berita akan mempunyai efek tertentu.

Di sisi lain, informasi yang diperoleh susah payah oleh seorang wartawan, belum tentu berakhir menjadi sebuah berita. Ada kalanya, dengan alasan kurang layak muat, statusnya menjadi bakal berita. Lalu bagaimana dan apa unsur-unsur berita? Ini dia sebagian di antaranya:[8]

Termasa (baru)

Sebuah informasi atau fakta akan disebut sebagai sebuah berita manakala kejadiannya tak berselang lama dengan jadwal terbit sebuah media. Jika sebuah media harian menulis sebuah kecelakaan pesawat Boeing 380 yang menewaskan 10 balita penumpangnya di Rumania dua minggu yang lalu, namun diterbitkan hari ini, jelas itu bukan berita lagi. Pasalnya sudah lewat dari sehari dan sudah disiarkan radio dan televisi. Mengapa bukan berita? Karena pembacanya sudah pernah mendengar dan pembacanya di media lain sehingga audience tidak merasakannya sebagai sesuatu yang penting atau menarik.

1. Penting (ternama, setidaknya orang yang diberitakan)

Sebuah fakta disebut berita manakala menyangkut subjek atau objek orang ternama sehingga khalayak merasa berkepentingan mengetahuinya. Informasi juga harus menyangkut hidup hajat hidup orang banyak sehingga faktanya ditunggu oleh pembaca. Misalnya berita tentang kenaikan BBM, tentu berita tersebut bukan berit menrik bagi pembaca, melainkan berit penting karena dapat berimbas pada kelanjutan hidup mereka. Baik karena harga bahan pokok yang naik atau nilai jual yang akan merosot sehingga mereka harus menghitung ulang pengeluarannya.

2. Luar Biasa

Sebuah kejadian akan menjadi berita bilamana terjadi di luar kebiasaan. Sebuah pohon pisang yang tumbuh di atas genteng dengan jumlah tanda mencapai seribu sisir, pastilah memiliki nilai berita yang tinggi. Bila fakta ini diberitakan, pastilah masyarakat pembaca akan tergiur melihatnya langsung, menelitinya, merasakannya, bahkan meruwatnya.

3. Akibat sebuah Berita

Dampak yang ditimbulkan oleh sebuah informasi menjadi pertimbangan sangat kuat pada status akhir sebuah fakta. Semakin besar dampaknya, maka semakin besar pulalah nilai beritanya (baca; kesempatan menjadi berita).

Contohnya, udara pengap yang dimuntahkan gunung Semeru akhir-akhir ini ternyata efektif terhadap peningkatan penyakit paru-paru. Padahal penduduk yang berdiam di sekitar Semeru dan aktif menghirup udara tersebut mencapai seratus ribu orang. Bila hal ini diberitakan, tentu akan bersinggungan dengan kepentingan ribuan orang yang ingin paru-parunya sehat dan terbebas dari udara beracun tersebut.

4. Ketegangan yang ditimbulkan

Salah satu pertimbangan dimuat atau tidaknya sebuah informasi menjadi berita adalah kuat tidaknya ketegangan yang ditimbulkan. Semakin keras ketegangan, semakin layaklah diangkat sebagai berita. Misalnya perselisihan Ahmadinejad dengan Bush yang menajam, sangat layak diberitakan karena menyangkut masa depan sebagian besar penduduk bumi. Jika kedua tokoh tersebut terus berseteru, dpat memicu perang nuklir yang terbukti membuat manusia merana, seperti terjadi di Hiroshima dan Nagasaki.

5. Pertentangan (konflik)

Sebuah informasi akan menarik untuk diteruskn sebagai sebuah berita manakala mengandung unsur pertentangan yang tinggi. Pertengkaran antara penduduk pribumi dan pendatang dapat menimbulkan chaos seperti pada peristiwa Mei 1998 di Jakarta. Lepas dari kemasan politis yang membungkusnya, ketidakakuran kedua etnis tersebut memicu kereshan yang mengarah kepada pembantaian.

7. Seks

Sejak zaman baheula, faktor ini mendapat perhatian besar umat manusia. Salah satu kebutuhan dasar manusia ini selalu layak diberitakan karena akan selalu menarik perhatian anak cucu adam. Karenanya, penangkapan PSK yang dilakukan rutin aparat pun, selalu mendapatkan tempat di media, apalagi disertai gambar saat kejadian.

8. Kemajuan Ilmu atau kebudayaan

Hasil sebuah penelitian atau perkembangan sebuah kebudayaan juga menjadi daya tarik bagi manusia yang cenderung senang menonton sesuatu dan meniru kesuksesan seseorang. Tiap membaca hasil sebuah penelitian, manusia akan bergairah, apalagi bila mengancam kelangsungan hidupnya.

9. Emosi yang Ditimbulkan

Adakalanya sebuah kabar dapat mengaduk-aduk emosi pembacanya, terutama jenis berita humant interest. Misalnya berita tentang anak yang hilang, proses evakuasi korban penculikan, penderitaan orang miskin di Sudan, dan lain sebagainya.

Adakalanya, satu berita tak hanya memuat satu unsur berita saja, melainkan dua atau lebih, sekaligus dalam satu berita. Otomatis, semakin banyak memenuhi unsur berita, semakin baguslah nilai sebuah berita. Unsur berita tersebut, dalam penyajiannya menjelma menjadi beragam berita, begitu juga sumbernya:[9]

1. Berdasarkan Sifat Kejadian Berita.

Berdasarkan sifat kejadian berita atau sifat terjadinya berita, maka macam berita yang ditimbulkannya ialah:

1.a Berita yang diduga, yakni berita-berita yang sudah diduga akan terjadi. Misalnya: berita mengenai hari perayaan nasional.

1.b Berita-berita yang tidak diduga, yakni berita-berita yang kejadiannya tidak terduga sama sekali, yang terjadi secara sekonyong-konyong. Misalnya: kebakaran yang terjadi di suatu tempat yang memusnahkan puluhan rumah rakyat.

2. Macam Berita Berdasarkan Soal (Masalah) yang Dicakupnya

Macam berita yang termasuk dalam bagian ini sesungguhnya amat banyak yang mencakup seluruh aspek persoalan manusia. Dalam golongan ini dibedakan menjadi berita:

2.1 Berita Politik;

Pengertian politik di sini adalah dalam arti yang luas, yakni sebagai ilmu pemerintahan negara, tidak hanya terbatas pada pengertian partai dan kegiatannya. Jadi politik dalam arti luas yang dimaksudkan itu akan mencakup tidak saja masalah-masalah kenegaraan, sejak dari diplomasi internasional, pemilihan umum, krisis kabinet, akan tetapi juga sampai kepada masalah-masalah politik yang timbul di daerah.

2.2. Berita Ekonomi

Demikian pentingnya berita ekonomi karena ia menyangkut pada hakekat usaha manusia yang sangat penting, yaitu usaha mencari nafkah. Tidak heran jika berita ekonomi mendorong timbulya harian-harian khusus yang menyorot masalah ekonomi.

2.3.Berita Kejahatan

Dalam penggolongan berita-berita kejahatan termasuk segala kejadian yang melanggar peraturan dan perundang-udnangan negara. Jadi dapatlah disebutkan bahwa yang termasuk dalam berita-berita kejahatan adalah pembunuhan, penodongan, pencopetan, perampokan, perkosaan dan lain sebagainya, yang melanggar undang-undang negara.

2.4.Berita-berita Kecelakaan/Kebakaran

Sebagai sebuah berita yang tiak terduga, perhatian pembaca untuk mengetahui lebih jauh tentang berita jenis ini terpusat pada sisi humanis. Tentang berapa jumlah korban yang ditimbulkannya atau semakin besar harta atau benda yang musnah, semakin besar pula nilai beritanya. Berita tentang kejadian bencana alam seperti tsunami, angin topan, banjir biasanya dogolongkan pula dalam berita jenis ini.

2.5.Berita Olahraga

Bahwa berita olahraga merupakan bagian penting dalam sebuah pemberitaan dapat dilihat dari porsi khusus atau ruangan khusus untuk berita olahraga.

2.6.Berita Militer

Berita militer terkadang mengalami pasang naik dan pasang surut. Jika timbul perang di satu area tertentu berita diramu sedemikian rupa tidak saja tentang jumlah personel tentara yang terlibat, jenis persenjataan yang canggih dari kedua belah pihak yang bersengketa bahkan kerusakan yang ditimbulkannya.

2.7.Berita Ilmiah

Yang termasuk dlam pengertian berita ilmiah adalah segala berita tentang kemjuan ilmu pengetahuian, baik berupa penemuan-penemuan baru, teori-teori baru, perbaikan cara kerja yang baru, hasil survey dan lain sebagainya. Salah satu berita ilmiah terkini misalnya sebuah berita tentang tidak diakuinya lagi “Planet Pluto” sebagai sebuah planet yang berada dalam jajaran galaksi Bima Sakti.

MENULIS TERAS BERITA

Bagian tersulit dari penulisan sebuah berita adalah menulis teras berita atau lead atau intro-nya. Pada teras berita-lah, pembaca mendapatkan gambaran tentang isis keseluruhan sebuah berita, karenanya, teras berita harus menyajikan fakta terpenting yang diberitakan. Di saat yang sama,dengan posisinya sebagai pembuka, terletak di awal tulisan, intro harus mampu menarik minat pembacanya untuk menelusuri isi berita sampai akhir.

Begitu pentingnya penulisan teras berita, sehingga banyak wartawan yang terpaku di muka meja tulisnya untuk mencari dan memilih bahagian mana yang paling pokok dalam sebuah berita, untuk dijadikan teras berita. Ada ungkapan para wartawan tentang lead, bahwa menulis lead sama dengan mencium seorang gadis, jika seseorang sudah mendapatkannya, yang lainnya akan mudah. Dengan ungkapan ini, wartawan hanya ingin menunjukkan bahwa jika teras berita sudah dibuat, maka bagian lainnya mudah dituliskan.

Karena sifatnya yang ingin menonjolkan bagian penting dari suatu berita, apalagi perannya sebagai ringkasan dari keseluruhan isis berita, lead umumnya memuat lengkap pembangun berita yang lazim disebut 5W1H. Gaya penulisan lead ini berpuluh tahun dijadikan pegangan kantor berita internasional Associate Press (AP), karenanya kemudian dikenal dengan AP lead. Namun seiring perkembangan berita di media elektronika-yang memiliki waktu penyiaran lebih sempit, teras berita 5 W dan 1 H dinilai terlalu panjang.[10]

Pada gilirannya, para wartawan dan pekerja pers mengembangkan suatu bentuk teras berita yang lebih singkat dengan bentuk sederhana. Demikian pula dengan bahasanya. Dengan lead yang baru ini, terkadang rumus 5W1H diabaikan. Mari kita lihat perbandingannya.

AP lead;

Dua mahasiswa STAIN Jember (who), Bejo dan Teni, sakit mendadak tadi pagi pukul 09.00 WIB setelah makan pagi di warung sebelah. Makanan yang mereka konsumsi diyakini mengandung racun sehingga keduanya terpapar dan tak kuat lagi melawannya hingga keduanya ambruk. –Pada teras berita ini, semua unsur 5W1H terdapat di dalamnya.

Summary Lead;

Dua mahasiswa STAIN Jember pingsan karena keracunan makanan.

Dari dua contoh tersebut, jelas terlihat bahwa jumlah AP lead sangat gemuk, untuk kemudian diredusir oleh summary lead.

Macam Ragam Lead

Guna memudahkan pembuatan dan pemaknaan terhadap lead, para wartawan dan ahli jurnalistik mengembangkan berbagai teras berita dengan bentuk dan pilihan kalimat lebih menggugah pembacanya. Sebelumnya, intro hanya terpaku pada bentuk what, when, where, who, why dan how (5W1H).[11] Di antaranya;

-Exclamation leads (teras berita yang menjerit).

Jenis ini dimaksudkan untuk menarik perhatian pembaca, dengan segera, biasanya berkaitan dengan isi berita yang mengandung human interest tinggi. Tragedi, elegi, prahara atau kisah duka lainnya.

Misalnya, Aduh!, ujar Lulu Tobing saat kakinya terinjak salah seorang reporter infotainment yang mengerumuninya saat wawancara menjelang pernikahannya dengan Danny Rukmana, minggu lalu.

-Quotation Leads (teras berita kutipan)

Jenis ini memungkinkan membawa pembaca kepada inti persoalan yang terkait keuntungan, kerugian atau imbas dari sebuah berita. Sama dengan Lead kutipan bersyarat, yakni ada kekhasan dalam kata-katanya, baik bunyi maupun rentetannya.

Contohnya, “Saya tidak mau melanjutkan pernikahan dengan Siti karena ternyata dia sudah tidak perawan lagi,” ujar Datuk Khalid, seminggu setelah mereka menikah di Malaysia.

-Contrast Leads (teras berita kontras)

Jenis ini dimaksudkan untuk memberikan penyadaran awal atau mengingatkan kembali kepada pembaca, akan ironi yang terjadi pada kehidupan, sebagaimana akan dipaparkan pada tubuh berita.

Misalnya, Jember dikenal sebagai kota santri yang dihuni banyak kiai,

namun kafe remang-remang dan ribuan PSK bebas merambah ranah

rumah tangga baik-baik.

-Summary Lead (teras berita ringkasan)

Pembuka jenis ini akan membantu pengisahan untuk materi yang dipenuhi kerahasiaan, juga berfungsi memaparkan dan mengemas hasil reportase yang lama dan sulit dicari. Lead ini juga paling gampang karena itu paling sering dipakai.

Contohnya; Tak syak lagi, Pasangan Bupati dan Wakilnya di sebuah kabupaten di Jawa, terbukti berhubungan intim. Keduanya mengabadikan tiap adegan mesum mereka di dua hotel berbeda, dalam rentang waktu tak begitu lama. Sungguh tak dapat dipercaya, mereka masih bisa memimpin dengan tenang hingga kini.

-Descriptive Leads (teras berita perlambangan)

Pembuka ini dimaksudkan untuk menintrodusir dahulu kepada pembaca, dengan maksud memberikan pandangan lain dibandingkan kecenderungan masyarakat pada umumnya. Biasanya dilakukan untuk menyajikan berita hasil penelitian atau temuan/kejadian yang baru. Lead ini juga bisa ikut menciptakan suatu suasana dan membenamkan pembaca seperti ikut jadi tokohnya.

Misalnya; Buah merah dari Papua bukan sekedar buah pelepas dahaga. Di balik warna cerahnya yang menggiurkan, terdapat manfaat yang sangat luar biasa, bahkan melampaui temuan para ilmuan di Eropa dan Amerika. Bila peneliti ‘barat’ memerlukan penelitian bertahun-tahun untuk menemukan enzim penambah gairah kelelakian, maka rakyat Indonesia hanya membutuhkan setahun-terhitung sejak buah yang berfungsi mengatasi ejakulasi dini itu ditemukan.

-Anecdotal Leads (teras berita anekdot)

Pembuka anekdot biasanya diterapkan pada pemberitaan tentang tokoh. Esensi beritanya dikemas dalam sebuah lelucon yang menyerupai perilaku sang tokoh berita individual.

Contohnya; Tak hanya ketika memimpin sidang saja Gus Dur mengantuk, bahkan saat sedang bercukur pun, beliau sering tertidur sehingga karyawan dari tukang cukur langganannya berebut ingin memangku kepala penuh ide itu.

Penutup

Fungsi lead begitu vital, karenanya, dengan mengenal, menuliskan dan mencocokkan jenis intro terhadap ragam tulisan tertentu, dapat membuahkan hasil berupa tulisan yang padat, singkat, lugas dan menarik, sebagaimana disyaratkan pada pembuatan sebuah berita yang baik.[12] Pencapaian ini bisa didapat manakala penulis intens dalam mencoba padu padan kedua unsur ini, terutama pada jenis tulisan berita. Bahkan pada tulisan feature atau softnews, padanan tersebut akan menghasilkan karya yang menarik pula.@

Daftar Buku Acuan:

  1. ML Stein, Bagaimana Menjadi Wartawan, 1993, Jakarta-Rineka Cipta.
  2. Bruce D Itule dan Douglas A Anderson, 1994, News Writing and Reporting for Today’s Media, New York: McGraw-Hill.
  3. Dja’far H Assegaff, Jurnalistik Masa Kini, 1991, Jakarta-Ghalia Indonesia.
  4. Nuruddin, Membangkitkan Roh Menulis Artikel, 2004, Malang-Cespur.
  5. Redi Panuju, Jurnalistik, Dasar-dasarnya Jurnalistik, 2005, Malang-Bayumedia Publishing.
  6. Albert L Hester dan Wai Lan J To, Pedoman untuk Wartawan, 1997, Jakarta, Yayasan Obor Indonesia.
  7. Maskun Iskandar Atmakusumah, Panduan Jurnalistik Praktis, 2004, Jakarta-Lembaga Pers Dr Soetomo.
  8. Redi Panuju, Panduan Menulis untuk Pemula,1999, Jogjakarta-Pustaka Pelajar.
  9. Masmimar Mangiang, Apa Itu Berita,2004, LPDS-Jakarta
  10. Warief Djajanto Basorie, Menulis Intro Efektif, 2000, LPDS-Unicef, Jakarta



[1] Ditulis oleh Siti Raudhatul Jannah SAg, Staf Pengajar Jurusan Dakwah STAIN Jember, April 2007.

[2] Dja’far H Assegaff, urnalistik Masa Kini ( Jakarta-Ghalia Indonesia,1991),21.

[3] Redi Panuju, Jurnalistik;Dasar-dasarnya Jurnalistik (Malang,Bayu Media Publishing, 2005)52.

[4]Maskun Iskandar, Saya Ingin Menjadi Penulis dalam Lembaga Pers Dr Soetomo,Panduan Jurnalistik Praktis (Jakarta, LPDS,2004), 27.

[5] Warief Djajanto Basorie, Menulis Intro Efektif dalam Lembaga Pers Dr Soetomo, Panduan Jurnalistik Praktis (Jakarta, LPDS,2004), 225.

[6] Iskandar, Saya, 32.

[7] Ibid.

[8] Masmimar Mangiang, Apa Itu Berita dalam Lembaga Pers Dr Soetomo,Panduan Jurnalistik Praktis (Jakarta, LPDS,2004), 45.

[9] ML Stein, Bagaimana Menjadi Wartawan (Jakarta, Rineka Cipta, 1993), 58.

[10] Assegaf, Jurnalistik, 37.

[11] Ibid,53.

[12] Iskandar, Saya, 28.

Tidak ada komentar: