Rabu, 12 Desember 2007

Air Muka Malaikat

Air Muka Malaikat

Oleh Siti Raudhatul Jannah

Abidin tetangga yang baik hati, berwajah tampan dan awet muda. Usianya 76 namun penampakannya seperti lebih muda tiga puluh tahun. Saya yang baru berumur setengah dari usianya, sangat penasaran ingin tahu rahasia merawat wajah tirusnya. Bagaimana tidak? Kerut di wajahnya hampir sama banyak dengan yang saya punya, sinar matanya malah lebih cerah, giginya baru tanggal 6, itu pun letaknya di geraham. Bandingkan dengan gigi saya yang lubang di sana-sini, sepuluh di antaranya bahkan sudah lenyap tak bersisa.

Pagi yang cerah, dua hari lalu, seperti biasa Pak Bidin sudah rapi.Dia bercengkerama dengan ibu-ibu yang sama-sama antre membeli sayur dari seorang pedagang keliling. Tangannya cekatan, tanpa sungkan memilah dan memilih kecambah, daun bayam dan beberapa bungkus tempe. Pak Bidin tak pernah membeli lauk dan pauk yang sama setiap harinya, seakan sudah dijadwal sebelumnya. Alasan kakek dua cucu itu, biar bervariasi, dengan demikian, anak,cucu dan istrinya tidak kekurangan gizi.

“Saya selalu berusaha sekuat tenaga,bagaimana caranya keluarga saya sehat semua. Selain berusaha makan makanan sehat, jelas saya selalu berdoa agar Allah memberi kami kesehatan dan keberkahan,”tutur bapak seorang anak itu lembut.

Tak puas dengan informasi yang terbatas itu, kemarin siang, iseng saya tanya rahasia awet muda Pak Bidin kepada putri tunggalnya, Bilqis. Menurut dia, sang ayah tak pernah mau membicarakan kejelekan siapa pun sepanjang pengetahuannya. “Ayah adalah orang yang bangun paling awal setiap malamnya, beliau tidak pernah merokok, tidak minum soda apalagi alkohol. Ayah juga selalu menjaga wudhunya, bisa belasan kali setiap harinya. Beliau jarang marah, seingat saya, baru sekali ayah marah karena terlambat solat subuh, waktu itu saya masih kecil,” papar ibu dua anak itu.

Meski sudah cukup rinci, masih banyak pertanyaan tersisa di benak saya. Karenanya, ketika ada kesempatan, di hari yang sama saya ‘mewawancarai’ istri Pak Bidin. Kebetulan dia ikut pengajian di rumah warga RT. “Bu, apa sih rahasia Bapak sehingga terlihat awet muda?”

“Oh itu, tidak hanya ibu yang bertanya begitu, saya sampai lupa sudah berapa banyak yang bertanya demikian. Sebelum menikah dengan bapak, saya juga tak mengira kalau usianya selisih sampai 20 tahun dengan saya. Bapak itu tak hanya sabar. Sepanjang pernikahan kami, tak pernah mengumpat saya. Dia juga tak pernah berpikir negatif tentang orang lain. Bapak sangat optimis menatap masa depan. Suami saya berprinsip, hidup dan kehidupan ini adalah karunia dari Allah yang harus dinikmati dari detik ke detik.”

“Minggu lalu, bapak menasehati saya, anaknya, bahkan menantu dan cucunya. Beliau berkata, energi paling esensial dalam kehidupan manusia adalah Cinta dan Syukur. Bapak selalu mencintai kami dan orang-orang baik yang dikenalnya. Dia juga tak pernah berhenti bersyukur atas segala karunia Allah padanya.”

Kepada istrinya, Pak Bidin merinci pentingnya posisi cinta dan syukur bagi kebahagiaan seorang manusia. “Dengan cinta yang kita miliki, kita tak akan sanggup menyakiti makhluk lainnya di dunia ini. Cinta pula yang membuat kita rela memberikan kebahagiaan bagi orang lain, sehingga kita tak menuntut pembalasan kecuali ridhoNya. Posisi syukur tak kalah pentingnya. Dengan mensyukuri apa-apa yang telah kita miliki, hati kita tak akan sakit manakala tetangga memiliki benda baru, kedudukan tinggi atau karunia lebih lainnya dari Allah,” demikian petuah pensiunan PNS itu kepada keluarganya.

Mungkin karena itu pula, wajah pria berjenggot itu senantiasa cerah. Dia, menurut putrinya, sangat yakin bahwa 70% cairan yang ada di tubuhnya akan selalu sehat manakala tak ada pikiran negatif di kepalanya. Pak Bidin pun berkeyakinan, sabda Rasulullah tentang pentingnya menjaga wudhu memberikan efek terapis bagi kesegaran wajahnya. “Pikiran positif akan sangat berpengaruh terhadap semua air yang terkandung dalam tubuh. Out put nya tergambar pada tingkah laku yang kita hasilkan. Semakin positif maka semakin sehat lah kita, semakin segar pula wajah kita dan sebaliknya.Apalagi bila selalu diupayakan penyucian lewat wudhu.”

Diam-diam saya semakin kagum kepadanya, benar juga kata-kata Pak Bidin. Bagaimana wajah ini tak cepat tua? Setiap kali menemui kejadian yang tidak sesuai dengan harapan, amarahlah yang membelenggu. Lebih-lebih kala bertemu tetangga yang suka pamer, waduh, membaralah hati ini bagai lahar gunung Merapi. Menyimak kiat-kiat Pak Bidin, saya teringat betapa sulitnya mendapatkan kosmetik pencegah penuaan dini yang sesuai, belum lagi harganya yang gila-gilaan. Jelas sangat merepotkan, mengapa tidak mengikuti jejak beliau saja?

Timbul tekad untuk meniru metode Pak Bidin. Wajahnya yang tenang, bersih dan putih, membuat saya terkesan, bahkan teringat kembali kisah guru-guru saat di sekolah dasar. “Wajah malaikat Jibril sangat putih, bening dan tampan manakala menampakkan diri di depan Rasulullah.” Ya, sepertinya wajah tetanggaku itu juga bersih, segar, tenang dan berwibawa. Bisa jadi secerah wajah malaikat.@

Tidak ada komentar: